JANGAN
MENUNGGU HARI ESOK
Assalamu’alaikum
Wr Wb
PENDAHULUAN
Taruna
Dadara Samawa yang Saya Hormati.
Langkah pertama kita meninggalkan
rumah dan datang di tanah rantauan ini adalah sebuah bentuk ikrar kita kepada
tanah Samawa sebagai tanah kelahiran kita untuk giat dalam belajar, rajin dalam
ibadah, dan gigih dalam mengejar cita-cita. Sikap ini merupakan suatu manajemen
yang harus kita jaga dan ingat selalu bahwa tujuan kita ke sini adalah untuk
kembali membangun dan memberikan yang terbaik untuk tanah Samawa. Oleh sebab
itu, mari kita kembali kepada tujuan utama kita melangkah ke tanah rantauan
ini.
Belajar tidak mesti di kampus, bisa
di luar kampus seperti kegiatan-kegiatan ekstra kampus yang mampu memberikan
kita kemampuan lebih dan pengalaman yang luas. Namun bukan berarti kita lalai
atau lupa pada tugas utama kita yaitu kuliah. Jangan terlalu seperti kutu buku,
jangan pula berpegang teguh pada pribahasa “biar lambat asal selamat”. Karena
dalam proses peningkatan kualitas pribadi tidak boleh ada kata terlambat. Semua
harus dilakukan dengan cerdas, cermat, efisien, efektif, dan maksimal.
Taruna
Dadara Samawa yang Saya Banggakan.
Kita harus sadari bahwa di pundak
kita ada beban yang berat, yakni masa depan bangsa ini lebih khusus masa depan
Tanah Samawa. Oleh sebab itu, mari kita buka mata hati kita untuk belajar tanpa
henti sampai batas waktu kita selesai studi atau wisuda di tanah rantauan ini,
sehingga kita benar-benar siap untuk mengabdikan semua ilmu pengetahun yang
kita miliki untuk tanah kelahiran kita. Jika hari ini kita bermalas-malasan,
maka sama halnya dengan beban itu kita berikan kepada orang lain atau orang
asing. Terakhir dari kisah kita akan tetap di jajah, semua kekayaan alam kita
di tanah Samawa akan dirampas, sama halnya Newmont yang sekarang kita hanya
menikmati persenannya saja. Itu semua bukan salah pemerintah, bukan salah
orangtua kita yang membiarkan tanah kelahiran kita dikeruk kekayaannya sampai
habis, tapi ini adalah salah kita sebagai generasi penerus yang selama ini
sekolah asal-asalan, salah kita yang meninggalkan rumah dengan seribu semangat,
tapi sampai di sini kita bermalas-malasan, hanya makan tidur, nongkrong, bahkan
sampai pindah kampus karena kita jadi MAPALA alias mahasiswa paling lama.
Taruna
Dadara Samawa yang Saya Cintai.
Hari ini, bukanlah waktunya kita
bermalas-malasan, bukan pula waktunya kita saling menyalahkan. Tapi waktunya
kita bersatu padu untuk masa depan Tanah Samawa, oleh sebab itu ada beberapa
pesan yang ingin saya sampaikan:
Pertama, Bangkitkan semangat
kita laksana semangat pertama kita meninggalkan rumah dulu, karena dengan
demikian, kita akan berpikir bagaimana cara agar bisa sukses dan membahagiakan
orangtua.
Kedua, Jangan
berpikir siapa diriku, tapi berpikirlah siapa kita. Karena dengan demikian kita
akan selalu bersama, sikap egois mari kita buang jauh-jauh. Karena dengan
bersatulah kita hanya bisa membangun tanah Samawa ke arah yang lebih baik.
Ketiga, Mari kita
perluas jaringan silaturrahmi. Selama ini kita sebagai anak kelahiran Samawa dikenal
sebagai golongan orang-orang pelit, egois, dan ingin menang sendiri. Mulai hari
ini mari kita kubur dalam-dalam sikap tersebut dan tumbuhkan sikap saling
peduli dan saling menghargai.
Terakhir, Tumbuhkanlah
sikap jujur, adil, dan bijaksana dalam diri kita. Mulailah jujur dari diri
sendiri, bersikap adillah dengan sesama, dan bijaksanalah dalam mengambil
keputusan agar di kemudian hari kita tidak menyesal serta kelak kita
benar-benar dikatakan generasi penerus yang bermanfaat untuk Tanah Samawa pada khususnya
dan untuk Bangsa ini pada umumnya.
Sanak
Swai Selaki Se-Tanah Kelahiran.
Mari kita bersama-sama berpikir,
siapa kita dan untuk apa kita dilahirkan ke dunia ini?. Jawaban paling
sederhana adalah bahwa kita adalah Taruna Dadara Samawa yang dilahirkan dari
intisari Tanah Samawa, sehingga jelas bahwa tujuan kita dilahirkan adalah
belajar dengan baik agar kita bisa menjaga dan melestarikan tanah kelahiran
kita. Lakukan perubahan pada diri pribadi masing-masing mulai detik ini juga.
Jangan menunggu hari esok, karena belum tentu hari esok nafas ini masih ada.
Sanak
Swai Selaki, Mungkin ini yang dapat saya sampaikan, mudahan ada manfaatnya bagi
kita semua. Mohon maaf atas kekurangannya, akhir kalam. Wassalamu’alaikum Wr Wb.
No comments:
Post a Comment