Nama – nama itupun disebut sebagai wisudawan – wisudawati terbaik. Tanpa disadari namanya ada diantara nama itu, kedua orangtuanya bangga dan ada yang lebih bangga lagi yakni sosok wanita yang begitu menyayanginya dan berharap kan hidup bersamanya. Wanita itu terharu dan bahagia karena orang yang begitu dia dambakan bisa menggapai impiannya. Dari semester empat laki – laki itu selalu berharap suatu hari nanti dia bisa menjadi wisudawan terbaik dengan predikat Coum Laude di seluruh jurusan Kampus Putih IAIN Mataram tahun 2011.
“Hari ini kakak membuat adik bangga
dan bahagia, dan adik akan lebih bahagia jika kakak sudah menepati janji kepada
adik”, sambutnya.
“Janji yang mana ya, kakak lupa”,
sahut lelaki itu dengan piagam perhargaan di tangannya.
“Kakak benar – benar lupa apa janji
kakak ke adik?, kalau lupa nggak apa – apa dah, selamat aja ya da jadi lulusan
terbaik di tahun ini”, ucap gadis kelahiran Lombok Tengah tersebut. Kemudian
gadis itu lari ke Laboratoruim Matematika yang kebetulan disana ada teman –
teman wisudawan lain yang lagi ngumpul. Lelaki itupun ikut pergi kesana.
“Siapa yang lupa, tadi itu kakak hanya bercanda. Jika
sudah waktunya nanti kakak akan datang untukmu, melamar dan menikahimu, kita
akan hidup bersama, punya anak dan keluarga yang bahagia. Maka dari itu dinda
harus bersabar menunggu kakak datang. Kakak janji”, kata lelaki itu dengan
senyum bahagia.
Kemudian gadis itu mengajak kekasihnya
itu untuk menemui Bapak dan Ibunya yang kebetulan masih ada di area kampus
tempat acara wisuda berlangsung. Gadis itu memperkenalkan lelaki itu namun
sebagai teman bukan sebagai kekasih karena takut ketahuan Bapaknya. Namun
Ibunya tersenyum karena dari sejak mereka kuliah beliau sudah tahu kalau mareka
berdua saling mencintai. Tiba – tiba orangtua lelaki itu menghampiri sekaligus
berkenalan dengan orangtua gadis itu dan mengajak mereka berfoto – fotoan. Foto
itulah kenangan pertama yang menjadi titik awal bahwa suatu hari nanti keluarga
itu akan bersatu melalui pernikahan gadis dan lelaki itu.
Sebulan
kemudian kakak dan adik kandung dari gadis itu yakni Habibi dan Habib berangkat
ke Mesir untuk melanjutkan studynya di Perguruan Tinggi tertua di dunia yaitu
Universitas Al – Azhar. Mereka dikirim berdua pada satu tempat agar
mudah dalam biaya dan komunikasi dengan keluarga yang ada di Beleka, Lombok
Tengah. Habibi berniat akan melanjutkan kuliah S2 Ekonomi Islam sedangkan Habib
baru selesai Madrasah Aliyah sehingga dia berniat akan mengambil S1 Bahasa
Arab. TGH. Ahmad Rifa’i sebagai Bapak sekaligus pendiri pondok pesantren MTs/MA
Ibadurrahman tersebut berharap kedua anaknya akan memperoleh ilmu yang
bermanfaat untuk dirinya dan kemajuan pondok di masa yang akan datang setelah
kedua anaknya kembali ke tanah air. Sementara itu Habibah yang baru
menyelesaikan S1 Matematikanya harus mengajar di pondok tersebut sambil
menunggu pangerannya datang untuk menjemputnya.
Sebelum
berangkat ke Mesir Habibi dan Habib berpesan suatu hari nanti jika Habibah akan
menikah agar menghubungi mereka karena mereka ingin menyaksikan pernikahan
saudari tercintanya. Bapak dan Ibupun
menyetujui permintaan kedua anaknya yang akan pergi menimba ilmu di negeri
seberang.
No comments:
Post a Comment