1 Tahun Kemudian
Pagi
itu suasana pondok begitu tenang dengan aktifitas belajar mengajar. Debu yang
beterbangan menutupi jalan yang dilalui oleh sebuah sepeda motor menuju pintu
gerbang pondok. Dari jauh terlihat lelaki tampan yang tak asing lagi di mata
para santri dan guru. Seorang santri menghampirinya.
“Ini
kak Dang kan! Yang dulu pernah kesini ngajarin kita Matematika?” Tanya anak
bungsu pendiri pondok itu dengan penasaran.
“Ya
benar, Bapak TGH. Ahmad Rifa’i ada? Kakak ingin menemui beliau” Tanya Dang yang
baru datang dari Sumbawa itu.
“Nggak
salah ni kak, mau cari Bapak atau putrinya? Bapak barusan pulang, katanya ada
urusan bentar. Tapi kalau kak Bibah ada tu di ruangan lagi ngajar”.
“Sungguh
kakak cari Bapak, tapi tolong rahasiakan kedatangan kakak ke sini terutama
kepada kakakmu. Ingat, ini rahasia kita berdua”, permintaan Dang pada anak itu.
“Baik
kakakku yang ganteng”, tambah Khotib.
“Kalau
begitu kakak pergi dulu temui Bapak”.
Dengan
salam anak Sumbawa itupun pergi menemui Bapak karena ada hal penting yang harus
dibicarakan. Tak lama kemudian sampailah dia di rumah Bapak TGH. Ahmad Rifa’i
yang kebetulan sedang duduk di ruang tamu. Ternyata Tuan Guru itu sudah
mengetahui kalau hari itu akan datang tamu istimewa dari sumbawa yang ingin
menghibbah putrinya.
“Apakah
kamu benar – benar ingin menikah dengan putriku” Tanya Tuan Guru itu.
“Benar
Pak, saya datang dari jauh karena janji saya dengan putri Bapak, yang ingin
menikahinya karena cinta saya kepada putri Bapak”, jawab Dang dengan rendah
hati.
“Bapak
akan menerima lamaranmu dan akan menikahi putri Bapak dengan kamu kalau kamu
bisa memenuhi syarat yang Bapak berikan”, tambah Tuan Guru itu lagi.
“Apapun
syarat itu selama saya memiliki kemampuan untuk menyelesaikannya, insya Allah
akan saya penuhi”, jawab Dang.
“Pertama,
kamu harus menghafal 2 Jus Al-Qur’an beserta maknanya, dimana Jus ‘Amma adalah
jus wajib yang harus kau hafal, sedangkan 1 Jus lagi terserah pilihanmu. Kedua,
kamu harus berpuasa selama 30 hari. Ketiga, selama kamu berpuasa dan menghafal
2 jus Al-Qur’an kamu harus menjabat sebagai pimpinan pondok. Terakhir, kamu
harus menggantikan posisi putriku untuk mengajar mata pelajaran Matematika
serta wajib tinggal di pondok karena Habibah akan berhenti dan tinggal di rumah
menunggu selesainya kamu penuhi syarat yang Bapak minta, apakah kamu setuju
dengan persyaratan yang Bapak ajukan?”, jelas Bapak Habibah.
“Insya
Allah Pak, tapi bagaimana dengan mahar yang harus saya berikan kepada putri
Bapak?” Tanya Dang lagi.
“Jangan
berfikir tentang mahar apa yang akan kau berikan kepada putriku, tapi
berfikirlah bagaimana kamu bisa menyelesaikan keempat ujian tersebut”. Jelas
Bapak.
“Satu
lagi selama dalam ujian kamu tidak boleh bertemu atau menghubungi putriku, jadi
kamu tidak boleh memegang handphone”, tambahnya lagi.
Mulai
hari itu suasana pondok terasa berubah. Segala keputusan berada di tangan Dang,
sementara Habibah tidak pernah lagi muncul di pondok hanya berdiam diri di
rumah menunggu Dang menjalani ujian. Habibah hanya bisa bersabar dan serahkan
semuanya kepada Yang Kuasa.
Mampukah
Dang melewati keempat Ujian tersebut…….
No comments:
Post a Comment